Saat Aku Harus Menjadi Seorang Disabilitas Bagian 2

Posted on

Setelah lumpuh aku dibawa ke RS Swasta di Jogja. Harapan tinggal harapan. Aku pulang dari RS pun tidak menunjukkan adanya tanda tanda mau bisa jalan lagi.  Obat yang aku minum sudah banyak bahkan obat anti TB pun aku sudah minum hingga 6 bulan. Namun tetap belum ada perubahan. Sejak pulang dari operasi aku nyaris tak bisa kemana mana. Tiduran dan tiduran. Setiap hari yang ku tatap hanya langit langit kamar.  Saat aku sedang sakit itu, ibuku pun ikut ikutan sakit.  Ibuku di vonis terkena kanker payudara dan sudah stadium 4. Beliau meninggal 6 bulan setelah saya operasi. Akhirnya aku di rawat sama nenek dan nenek pun meninggal setelah 1 tahun merawatku.

Aku ingin berobat lagi tapi tak ada biaya. Tahun 2010 aku mencoba mengurus jamkesmas namun di tolak hingga 4x penolakan akhirnya aku pasrah.  Aku hanya bisa berfikir betapa jahatnya negara ini, saat aku sehat disuruh bayar pajak, gajiku dipotong pph, kalau tidak membayar pajak ditakut takutin kena pidana, namun saat aku sakit negara tak peduli.

Aku menyerah dan menunggu nasib.  Tahun 2011 aku sempat menulis di kaskus bercerita tentang apa yang aku alami. Dan alhamdulillah akhir tahun 2011 ada perwakilan temen di kaskus yang datang ketempat saya memberi bantuan yang akhirnya bisa aku gunakan ke RS.  Namun apa daya, saat aku di bawa ke RS, perkiraan biayanya terlalu besar. Aku pun pulang lagi. Akhir tahun 2012 ada aku dibawa sedekah rombongan ke Jakarta.  Aku di rawat di RS Fatmawati selama 3 bulan 24 hari. Dioperasi dan direhab medik. Namun tetap saja aku tak bisa berjalan.  Tetapi  aku bersyukur karena sejak saat itu aku tak lagi kesepian di rumah saja. Aku bisa berjalan-jalan di Jakarta.  Dokter Rehabilitasi Medik yang merawatku memberiku kursi roda untuk aktifitasku yang hingga saat ini masih aku gunakan.

Setelah keluar dari  RS Fatmawati aku dikenalkan dengan temen temen pengguna kursi roda, aku mulai bergaul dengan mereka. Aku bisa belajar hal hal baru. Dan kehidupan baru sebagai seorang disabilitas.

Pada Tulisan selanjutnya Insya Allah akan aku ceritakan suka dukanya menjadi disabilitas

7 comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *