Mungkin dari pembaca ada yang bertanya tanya, sebenarnya apa saja kegiatan disabilitas itu?. Banyak warga disabilitas yang belum berkesempatan bekerja di lingkungan formal seperti halnya saya. Namun hal itu tidak lantas membuat warga disabilitas menjadi pengangguran tulen yang kerjanya hanya mengharapkan pemberian atau bantuan dari orang lain. Banyak yang bisa di kerjakan oleh disabilitan tergantung dari hobi dan keahliannya masing masing disabiltas. Ada yang hobi olah raga, dan olah raga sendiri ada beberapa cabang yang bisa di mainkan oleh disabilitas diantaranya bowling, tenis lapangan, tenis meja, badminton dan lain lain. Dan semua itu jika menang kompetisi seperti Peparnas, para seagames atau Asean Paragames tentunya akan menjadi kebanggaan tersendiri, disamping dapat digunakan untuk modal usaha dan ini yang terpenting karena sangat sulit bagi seorang disabilitas untuk mendapatkan modal usaha.
Disamping bidang olah raga, bagi disabilitas yang beruntung dapat bekerja di sektor formal seperti perusahaan atau menjadi PNS, namun hal ini masih sangat terbatas karena belum banyak instansi yang bersedia menerima disabilitas. Ada juga disabilitas yang tinggal dipanti panti social, mereka memilih tinggal disana karena keterbatasan biaya untuk bisa hidup mandiri diluar. Jika boleh dikatakan, biaya hidup disabilitas terutama disabilitas kursi roda lebih banyak di bandingkan dengan biaya hidup orang yang normal pada umumnya. Banyak biaya yang harus di persiapkan, dari mulai kebutuhan rumah atau kos yang wajib akses, kendaraan yang harus dimodifikasi dan kebutuhan obat obatan atau peralatan kesehatan yang sudah menjadi kebutuhan pokok harian. Disabilitas pemgguna kursi roda pun tidak mudah mendapatkan angkutan umum. Banyak yang menolak, bahkan sekelas taksi atau taksi online pun kerap menolak kami setelah mengetahui penumpangnya seorang pengguna kursi roda.
Disabilitas di dalam panti biasanya mempunyai kegiatan sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan oleh pengelola panti. Namun ada yang unik di Panti Sosial Sasana Bina Daksa Pondok Bambu Jakarta Timur. Panti ini membebaskan penghuninya untuk berkarya dan berkreasi sesuai dengan hobi, bakat dan kemampuan para disabilitas. Didalamnya ada yang suka ngelas, menjahit, sebagai atlet, sebagai pelukis, desain grafis, programmer dan juga sebagai pembuatan kerajinan seperti papertole, cempal ayam, melukis dan kerajinan lainnya. Namun jumlah produksinya masih sangat terbatas disamping karena tidak banyak modal, pemasarannya pun menjadi kendala sehingga batang hasil produksinya seringkali berhenti agak lama. Pemasaran yang sering dilakukan hanya sebatas event event tertentu dan itupun jika disabilitas diundang untuk ikut meramaikan acara tersebut.